Senin, 21 Maret 2011

DASAR-DASAR AKUAKULTUR (AKUAKULTUR) OLEH : MUHAMMAD ILHAM





AKUAKULTUR

Akuakultur merupakan nama untuk semua jenis daerah air atau lahan basah, dimana hewan dan tanaman air dibudidayakan. Secara spesifik dapat juga dikatakan akuakultur(budidaya perairan) merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkaran berbagai macam hewan atau tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen pokoknya. Kegiatan-kegiatan yang umum termasuk di dalamnya adalah budidaya ikan, budidaya udang, budidaya tiram, serat budidaya rumput laut (alga). Dengan batasan di atas, sebenarnya cakupan budidaya perairan sangat luas namun penguasaan teknologi membatasi komoditi tertentu yang dapat diterapkan. Budidaya perairan adalah bentuk perikanan budidaya, untuk dipertentangkan dengan perikanan tangkap. Di Indonesia, budidaya perairan dilakukan melalui berbagai sarana. Kegiatan budidaya yang paling umum dilakukan di kolam/empang, tambak, tangki, karamba, serta karamba apung. Masyarakat sangat tergantung pada laut dan sumberdayanya. Kehidupan dan mata pencaharian sebagai nelayan merupakan bagian dari tradisi dan budaya masyarakat kita. Ikan merupakan bagian penting dari makanan dan merupakan sumber pendapatan yang menguntungkan. Tak hanya di daerah pantai, di daerah pedalaman pun akuakultur menyediakan ikan dan produk-produk lain seperti udang, lele, belut, kangkung, talas, teratai, dan sebagainya, untuk makanan dan pendapatan. Membudidayakan ikan hanyalah salah satu bagian dari suatu sistem akuakultur yang sehat. Ada banyak faktor lain yang membantu sistem itu tetap sehat dan produktif. Tanaman air, bakteri, serangga, pepohonan dan hewan-hewan lain, semuanya memiliki peran yang penting dalam suatu sistem akuakultur.

Mengapa Akuakultur Penting?

Akuakultur sangat penting karena banyak manfaatnya, antara lain:
• Ikan dan hewan air lainnya merupakan sumber protein dan gizi lainnya
yang sangat baik. Hanya sebuah kolam kecil saja akan dapat memberikan
cukup ikan untuk peningkatan gizi keluarga, terutama anak-anak.
Dagingnya dapat dikonsumsi dalam bentuk segar sesuai kebutuhan sehingga
tidak sampai ada yang busuk atau terbuang. Ikan juga dapat diperdagangkan
atau dikeringkan untuk dikonsumsi kemudian.
• Dapat memberikan lebih banyak daging untuk areal lahan yang sama daripada
yang bisa disediakan oleh binatang lain. Ini merupakan cara yang paling efisien
  untuk menghasilkan daging berkualitas tinggi dengan kandungan protein yang lebih
banyak.
• Dapat memberikan pendapatan tambahan keluarga dan masyarakat.
• Setelah ikan dipanen, kolam dapat dibersihkan dan dasar kolam serta
 kotorannya dapat dipergunakan sebagai pupuk tanaman yang memiliki
kualitas tinggi, kaya akan nitrogen dan sangat kuat sehingga untuk
penggunaanya harus dicampur dengan air terlebih dahulu. Air kolam
juga merupakan pupuk, tapi dengan kekuatan yang lebih rendah. Jika
kolam dekat dengan kebun, maka beban kerja untuk mengangkut atau
membawa air untuk menyirami kebun bisa dikurangi
• Sistem akuakultur merupakan suatu cara yang sangat baik untuk mengubah
kotoran hewan dan sampah tanaman menjadi makanan ikan dan pupuk tanaman air.
• Dapat memanfaatkan lahan yang memiliki produktivitas rendah atau lahan yang
tidak terpakai, misalnya lahan rawa atau payau.
• Produksi padi, ayam, babi, dan bebek, semuanya dapat dikombinasikan dengan
   akuakultur untuk meningkatkan produksi dalam kedua sistem yang bergabung
   tersebut. Sistem ini juga dapat diintegrasikan dengan terasering, sengkedan, dan
   tangkapan-tangkapan air lainnya.
• Sistem akuakultur membantu aliran air dan drainase di musim hujan. Di musim
   kemarau, sistem ini menyediakan suatu penyimpanan air yang dapat digunakan
   untuk kebutuhan tanaman dan hewan.
• Sistem akuakultur mengubah dan memodifikasi iklim. Sistem ini membuat suhu
   sekitarnya sejuk sehingga iklim menjadi lebih nyaman. Ini sangat menguntungkan
   bagi tanaman serta lingkungan sekitar rumah.
• Sistem akuakultur akan menarik burung, katak, serangga yang berguna, serta
   predator hama lainnya. Hal ini akan membantu meningkatkan penyerbukan
   tanaman, serta mengurangi masalah hama di sekitar lingkungan akuakultur. Modul
   ini akan menjelaskan bagaimana membuat dan mengelola suatu sistem akuakultur,
   bagaimana memanfaatkan semua manfaat tambahan dan bagaimana
   mengintegrasikan akuakultur ke dalam produksi hewan dan tanaman  lain.

Langkah demi Langkah Sistem Akuakultur
Suatu sistem akuakultur, baik itu besar atau kecil, akan lebih mudah dibuat dan dipelihara jika tetangga dan masyarakat bekerjasama. Tujuannya adalah:
• Untuk membuat suatu kolam atau beberapa kolam yang produktif dan sehat
• Untuk membuat kolam-kolam dengan tepi sebanyak mungkin. Lebih banyak tepi =
   lebih banyak makanan ikan = ikan yang lebih besar dan sehat.
• Untuk menghasilkan produk yang beraneka ragam dari areal yang sama.

KEBUTUHAN SISTEM AKUAKULTUR PRODUK SISTEM AKUAKULTUR
Bahan konstruksi, tenaga kerja, air, tanaman air, pohon dan tanaman, benih ikan, udang, belut, pakan ikan, oksigen dalam air. Ikan, udang, belut, sayuran (tanaman air), pupuk, mulsa, iklim yang sejuk, produk tepi\ kolam (bambu, pepohonan, buah-buahan).

Lokasi
Kolam ikan memerlukan pasokan air yang terus-menerus. Oleh karenanya, kolam ini harus berlokasi dekat dengan sumber air, seperti saluran irigasi, sungai, mata air, atau air rumah. Untuk sungai, berhati-hatilah untuk tidak memilih daerah yang rawan banjir saat musim hujan. Lahan dengan kemiringan landai akan memudahkan pengeringan dan pembersihan kolam ikan  atau untuk mengalirkan air masuk dan keluar kolam. Ini sangatberguna jika menginginkan lebih  dari satu kolam dalam suatu sistem akuakultur di lahan Anda. Lahan yang datar juga baik, tapi sedikit lebih banyak memerlukan kerja untuk perawatan dan pasokan airnya. Lahan yang sangat curam jauh lebih sulit untuk diolah dan memerlukan lebih banyak perawatan. tanaman dan hewan memberi makan ikan, dan kolam ikan memberi makanan untuk tanaman dan hewan mengubah rawa-rawa - menjadi kolam ikan.

Matahari
Untuk sebagian besar daerah, sedikit naungan akan sangat bermanfaat untuk kolam ikan yang berukuran kecil. Naungan akan mengurangi suhu air karena ikan akan sedikit sekali makannya dalam air yang panas dan bahkan bisa mati. Naungan juga akan mengurangi penguapan air kolam. Naungan kurang penting untuk kolam-kolam yang lebih besar karena kolam besar tidak akan mengubah suhu air. Sejumlah naungan bisa disediakan oleh pepohonan dan oleh tanaman air yang menutupi permukaan kolam. Gunakan pepohonan yang hanya memberikan sedikit naungan dan dapat dipotong kembali bilamana perlu. Misalnya kelor, lamtoro, jambu, murbei, dan bambu. Untuk kolam-kolam yang kecil, suatu struktur atap dari bambu anyaman daun yang sederhana akan memberikan naungan sementara hingga pepohonan tumbuh tinggi.
Ukuran
Lebih baik membuat banyak kolam dengan ukuran kecil daripada hanya membuat satu atau dua kolam dengan ukuran besar. Ukuran kolam minimum harus 3 m x 3 m atau 5 m x 2 m. Dengan ukuran ini, air akan tetap sejuk. Kolam dengan ukuran sekitar 5 m x 5 m (25 m2) hingga 10 m x 10 m (100 m2) merupakan ukuran kolam ikan yang baik. Namun ingat, kolam ikan yang lebih besar berarti memerlukan penggalian yang lebih banyak. Sebaiknya mulailah dengan membuat kolam yang lebih kecil, dan jika berhasil dengan baik, buatlah kolam yang lainnya. Kolam-kolam ikan yang lebih kecil lebih mudah dikelola, dibersihkan, dan dipanen. Seandainya, jika terjadi masalah dalam suatu kolam, hal ini akan mempengaruhi ikan dalam jumlah yang sedikit. Kolam-kolam ini dapat dipanen dalam waktu yang tidak bersamaan.
Kedalaman
Kolam harus memiliki kedalaman yang berbeda-beda untuk dapat berfungsi dengan baik. Dasar yang dangkal di sekitar tepian dan bagian yang lebih dalam di daerah tengah merupakan kondisi yang ideal untuk kolam, atau bisa juga dalam di satu sisi dan dangkal di sisi lainnya. Daerah kolam yang dangkal memberikan tempat bagi tanaman air yang menyediakan pangan bagi ikan dan manusia, rumah bagi ikan-ikan kecil dan daerah dengan suhu yang lebih hangat akan mendorong plankton dan hewan kecil (yang menjadi pakan ikan) untuk tumbuh di daerah ini. Beberapa jenis ikan seperti gurami, memerlukan daerah yang dangkal untuk berkembang biak. Ukuran daerah yang dangkal adalah sekitar 30-50 cm dalamnya dan 50-100 cm lebarnya. Dua daerah dangkal dengan kedalaman yang berbeda akan lebih baik lagi. Daerah-daerah yang dangkal akan menciptakan tepian dalam air (lebih banyak tepian = lebih banyak makanan ikan =ikan yang lebih besar dan sehat), dan merupakan bagian mutlak dari suatu sistem akuakultur. Ukuran daerah yang dalam, sebaiknya sekitar 1-2 meter. Ini akan memberikan ikan suatu tempat yang sejuk untuk menghindari terik matahari yang panas. Daerah yang dalam juga bisa berfungsi untuk tempat ikan sembunyi dari predator.
Bentuk
Suatu kolam ikan dapat berbentuk apapun sesuai keinginan Anda. Semakin banyak tepian di sekitar kolam ikan akan memberi lebih banyak daerah untuk menanam tanaman air dan  pakan ikan, dan lebih banyak daerah untuk menanam tanaman danpepohonan di tepi kolam.



Konstruksi
Konstruksi dari suatu kolam akuakultur merupakan suatu pekerjaan berat. Bekerjasama, khususnya ketika menggali, akan membuat pekerjaan ini jauh lebih mudah.

Bekerjalah dengan cerdas, bukan bekerja keras.
• Mulailah menggali di bagian tengah yang akan dijadikan daerah yang paling dalam.
   Secara perlahan, berpindahlah ke tepi dan jangan menggali terlalu dalam atau
   terlalu cepat.
• Basahi tanah untuk membuat penggalian lebih mudah.
• Tanah bekas galian dapat ditempatkan di sekitar tepian kolam untuk membuat
  daerah tepian menjadi lebih tinggi, ini akan mengurangi penggalian.
• Tanah tambahan dapat juga dipakai untuk menciptakan daerah dangkal tambahan
   untuk  memberikan lebih banyak daerah produksi tanaman.

Tanah Liat atau Semen? Membuat kolam ikan dengan tanah liat akan lebih mudah dan lebih murah, khususnya di daerah-daerah yang tanahnya mengandung tanah liat.
Untuk mengetahui apakah lahan Anda mengandung tanah liat yang baik untuk kolam, bisa dilakukan pengujian sederhana yaitu dengan membasahi segenggam tanah liat dan menggulungnya menjadi seperti bentuk seekor ular dengan lebar 1 cm. Jika tanah liat itu tetap melekat dan utuh, berarti tanah liat baik digunakan untuk kolam.
Semen dapat digunakan untuk kolam yang lebih kecil dan untuk lahan yang tidak tersedia tanah liat yang baik.
 Semen akan menahan air lebih baik daripada tanah liat. Tanah liat sebaiknya digunakan apabila tersedia cukup tanah liat yang berkualitas baik di sekitar lahan Anda. Lapisan tanah liat atau semen pada kolam bisa dibuat setebal 5-10 cm. Berhati-hatilah agar lapisan itu tidak mengering ketika musim kemarau karena berakibat kolam akan retak dan bocor. Seandainya retak atau bocor, bisa saja ditambal dengan lapisan tanah liat segar atau semen.
Teknik Kolam Tanah Liat
Ketika kolam ikan telah digali dan dibentuk, lapisilah dengan tanah liat untuk mengurangi kebocoran air. Ini akan banyak membantu, khususnya jika hanya ada sedikit pasokan air. Padatkanlah lapisan ini dengan menginjak-injaknya, atau memanfaatkan ternak sapi, kerbau, dan kambing untuk berjalan dan menginjak-injak dasar kolam hingga tanahnya padat. Kotoran sapi dan kerbau yang segar juga dapat membantu melapisi kolam. Bubuk kapur pertanian juga dapat digunakan untuk membantu melapisi kolam sekaligus membantu menyeimbangkan kadar pH tanah. Gunakan 2-3 kg bubuk kapur pertanian untuk luasan kolam 100 m2 (10 m x 10 m).
Teknik Kolam Semen
Jumlah semen yang digunakan dalam campuran lapisan kolam harus lebih banyak dibanding campuran untuk pembuatan batako sehingga hasilnya lebih keras. Penting juga untuk menggunakan besi atau kawat beton sebagai tulang untuk menahan semen dan mencegah retakan. Sederetan batuan bagian atas tepi kolam akan membantu memperkuat tepian kolam dan juga akan terlihat indah. Usahakan untuk menjaga semen tetap lembab selama beberapa hari dalam proses pembuatan kolam, sampai semennya mengering sempurna. Jika muncul retakan, lapisi lagi dengan semen. Ketika semen mengering, kuaslah permukaaanya dengan cuka, lalu isilah kolam dengan air. Biarkan selama 2 hari, kemudian kosongkan airnya dan ulangi proses ini 2 kali. Pengisian air yang terakhir aman untuk ditebari ikan.
 Pupuk Kandang
Lapisan pupuk kandang dan tanah pada bagian dasar kolam akan membuat kolam menjadi sehat. Pupuk yang masih segar lebih baik daripada pupuk yang sudah kering karena pupuk yang segar masih banyak mengandung bakteri. Gunakan sebanyak 30-50 kg pupuk kandang dari kotoran sapi, kerbau, atau kuda untuk tiap 100 m2 kolam dan 8-12 kg untuk kolam dengan luas 25 m2. Kotoran ayam dan bebek jauh lebih kuat dan hanya membutuhkan 6 kg per 100 m2 atau 1,5 kg per 25 m2. Jika Anda mencampur kotoran gunakan separuhnya dari masing-masing kotoran. Sebarkan pupuk kandang ke seluruh dasar kolam dan sisinya. Pupuk kandang itu akan mendorong pertumbuhan plankton yang merupakan sumber pakan alami untuk ikan. Air dan tanah dari kolam ikan lain yang sudah produktif juga merupakan pemicu untuk kolam yang baru karena air dan tanah ini akan menambah plankton dan bakteri dalam jumlah banyak. Tambahkan sebagian tanah ini bersama-sama dengan pupuk kandang.
Bahan Tanaman
Sebelum memasukkan ikan ke kolam, tambahkan bahan dedaunan dan tanaman dalam jumlah besar untuk mendorong pertumbuhan bakteri dan plankton dan untuk menyediakan pakan bagi ikan. Pohon legum merupakan tanaman yang baik untuk digunakan. Gunakan sekitar 40-50 kg dedaunan dan rantingnya, ikatlah dalam bentuk bundelan, untuk kolam berukuran 100 m2. Letakkan di seputar tepi kolam. Setelah satu minggu, bahan-bahan itu bisa diganti dengan yang baru, lakukan ini hingga airnya berwarna hijau. Hal ini sangat penting, terutama untuk kolam berbahan semen.
Menyediakan Naungan
Naungan akan menjaga kolam ikan tetap sejuk, namun jangan sampai cahaya matahari terhalangi karena cahaya matahari sangat dibutuhkan, khususnya sinar matahari pagi. Pepohonan dan tanaman air dapat memberikan naungan dalam jangka panjang. Jika tidak terdapat pepohonan, Anda dapat memberikan naungan dengan cara membuat naungan sederhana dari anyaman bambu, kayu, atau daun, atau bisa membuat kerangka tempat tanaman merambat, seperti labu, gambas, anggur, dan markisa.

Tanaman Air dan Binatang Air Kecil
Tanaman air akan menyediakan habitat bagi ikan kecil, pakan bagi ikan dan pada saat daunnya membusuk akan membantu pertumbuhan plankton dan bakteri. Mereka juga bisa menyediakan makanan bagi manusia. Tanamlah berbagai macam jenis tanaman sehingga bisa menghasilkan fungsi yang berbeda-beda untuk menjaga sistem akuakultur. Tanaman yang bisa ditanam adalah:
• Tanaman yang tumbuh dari tanah: talas, garut, alang-alang dan sebagainya.
• Tanaman yang tumbuh dari tanah dan pada bagian atas air: kangkung, selada air dan
   sebagainya.
• Tanaman yang hidup di atas permukaan air: teratai, bakung air, eceng gondok dan
   sebagainya.
Banyak dari jenis tanaman-tanaman ini yang berfungsi sebagai pembersih air. Tanamantanaman ini akan membuang kelebihan unsur hara dan membantu membuang racun. Ini akan membantu mempertahankan suatu lingkungan kolam yang sehat. Binatang air yang kecil juga dapat ditambahkan, seperti siput air, udang, dan katak. Mereka akan berkembang biak secara alami dan bisa menjadi makanan tambahan bagi ikan-ikan yang lebih besar.
Menyediakan Rumah Bagi Ikan
Ikan-ikan kecil terkadang memerlukan perlindungan dari ikan-ikan besar karena ikan jenis tertentu bisa memakan jenis ikan lainnya yang lebih kecil. Diperlukan juga tempat bagi ikan untuk bisa membuat sarangnya sendiri. Semua hewan air akan lebih sehat jika mereka memiliki habitat yang baik. Tumpukan batu, tanaman air, ban-ban bekas atau kaleng minuman bekas yang diikat bersama akan membantu memberikan tempat, rumah dan habitat bagi ikan. Nila memerlukan air yang dangkal untuk sarangnya. Suatu daerah yang dangkal, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, juga akan memberikan daerah bersarang bagi ikan-ikan jenis ini.

Tanaman Sekitar Tepi Kolam
Tanamlah dengan segera di sekitar tepi kolam tanaman-tanaman untuk menahan tanah dan mencegah erosi. Tepi kolam adalah daerah yang sangat subur karena ada banyak air dan unsur hara.
Tanaman yang dapat ditanam di tepi kolam adalah:
• Tanaman air: talas, garut, kangkung, selada air, yang akan menyediakan pakan dan
  habitat untuk hewan kolam.
• Rerumputan, untuk memperkuat tepi.
• Sayuran, bedeng sayuran kecil dapat dibuat di sekitar tepi kolam
• Tanaman buah-buahan kecil: pisang, jeruk, pepaya. Tanamlah 1-2 meter dari tepi
   kolam. Tanaman-tanaman ini sangat menyukai unsur hara dan tidak akan
   memberikan terlalu banyak  naungan.
• Tanaman buah-buahan yang lebih besar: murbei dan jambu, adalah yang terbaik.
  Ambillah pohon yang dapat dipangkas dan tidak memberi terlalu banyak naungan.
  Tanamlah dengan  jarak 2-3 meter dari tepi kolam dan jangan menanam terlalu
  banyak.
• Legum: kelor, lamtoro, kacang hijau, akan menyediakan banyak fungsi termasuk
  pakan bagi ikan. Selain itu, pepohonan ini juga dapat dipangkas bila diperlukan.
Tebarkan Ikan
Ada banyak jenis ikan yang dibudidayakan, antara lain: ikan mas, mujair, nila, lele, gurami, udang dan belut.
Kategori Ikan Berdasarkan Makanan
Berdasarkan makanan, ikan dapat dibagi dalam 3 kategori:
1. Herbivora: hanya memakan tanaman, plankton, dedaunan, dan biji-bijian, misalnya ikan mas.
2. Carnivora: hanya makan daging atau binatang, termasuk serangga, hewan kecil kolam dan ikan lain, misalnya belut, ikan lele.
3. Omnivora: pemakan segala, memakan tanaman dan juga memakan daging, serangga dan hewan kecil kolam lainnya, misalnya ikan nila, ikan gurami, ikan lele, ikan mujair, ikan mas.
Ada berbagai macam jenis ikan lele di dunia, ada yang bersifat carnivora dan ada yang bersifat omnivora, tapi jenis yang umum adalah omnivora. Ada juga beberapa jenis ikan mas, dengan beberapa bersifat herbivora dan beberapa bersifat omnivora. Suatu sistem akuakultur yang sehat dapat mengandung berbagai macam jenis ikan. Ikanikan itu akan menciptakan keseimbangan di antara mereka sendiri secara alami. Berbagai macam jenis ikan akan makan pada lapisan yang berbeda dalam air dan akan memaksimalkan pemanfaatan pakan dan ruang dalam kolam. Ikan-ikan itu juga akan memainkan berbagai peran dalam menjaga kolam tetap sehat. Ikan yang mencari makan pada permukaan dan bagian tengah air kolam, seperti ikan nila, memakan hampir semua pakan ikan, larva nyamuk, dan serangga lainnya. Ikan yang mencari makan di bagian dasar kolam, seperti ikan mas, mujair, dan lele, memakan pakan dan bahan tanaman apapun yang tenggelam ke bagian dasar kolam dan akan memakan plankton yang tumbuh di bagian dasar kolam. Kolam yang lebih besar akan memberi ruang yang cukup bagi beragam jenis ikan yang dibudidayakan.
Tingkat Jumlah Ikan
3 ikan per 1 m2 adalah jumlah yang baik untuk hampir semua kolam ikan. Untuk kolam seluas 100 m2, jumlah ikannya sekitar 300 ekor. Jumlah ini sesuai untuk kolam ikan yang sehat. Jumlah ikan dapat ditingkatkan hingga 5 ekor per 1 m2 kolam apabila adanya pakan tambahan dan pengelolaan kolam yang baik.
Contoh jumlah ikan berikut ini dapat dijadikan acuan:
Sekitar 30% (90) : ikan nila, gurami
Sekitar 50% (150) : ikan mas, mujair
Sekitar 20% (60) : ikan lele
Memelihara belut bersama dengan ikan dapat mendatangkan masalah, khususnya di kolam yang lebih kecil. Belut dapat mengurangi tingkat jumlah ikan lain. Kadang-kadang mereka secara alami memasuki kolam dari sungai atau sawah. Selalu usahakan jumlahnya sedikit, dan hanya masukkan mereka kalau Anda benar yakin dapat mengelolanya dengan baik. Namun, akan lebih baik memeliharanya terpisah.

Jenis-jenis Ikan yang Biasa Digunakan dalam Akuakultur
1. Ikan Mas
Ikan mas umum terdapat di banyak daerah dan cukup tangguh,
biasanya tahan terhadap penyakit.
Pakan: Jenis ikan mas umumnya adalah jenis herbivora, yang hanya memakan
  tumbuhan dan plankton. Mereka akan mencari makan di bagian dasar kolam. Pakan
  ikan mas dapat disediakan dengan menambah kotoran hewan, sekam padi,
  dedaunan, buah-buahan, dan bahan-bahan alami busuk lainnya.
Pertumbuhan: Ikan mas dapat tumbuh hingga mencapai berat ½ kg dalam waktu 6
  bulan dengan kondisi yang baik dan pakan yang cukup. Beratnya dapat ditingkatkan
  hingga 2 kg atau lebih jika diinginkan namun akan lebih terasa nikmat dagingnya
  ketika umurnya lebih pendek.
Pembiakan: Ikan mas akan bertelur setelah berumur 8-12 bulan. Ikan mas betina
  akan bertelur sepanjang tahun dan akan menempatkan telurnya pada tumbuhan
  kolam. Telur-telur itu akan menetas dalam waktu 2-6 hari, dan anakan ikan akan
  mulai makan setelah berumur 2 hari.
Jumlah ikan: Dalam suatu kolam ikan berukuran 100 m2 (10 m x 10 m) Anda
  dapat memasukkan ikan ke dalam kolam antara 150-300 ekor. Dalam suatu kolam
  ikan berukuran 25 m2 (5 m x 5 m) Anda dapat memelihara ikan sejumlah 40-75
  ekor (sekitar 2-3 ekor per 1 m2). Jumlah ikan sangat tergantung pada jumlah
  pasokan pakan yang diberikan. Namun, jika terlalu banyak ikan yang dimasukkan ke
  dalam kolam, pertumbuhan ikan akan lambat, dan tidak akan tumbuh pada ukuran
  maksimal, dan mungkin akan lebih rentan pada penyakit.


2. Ikan Nila
Ikan nila merupakan ikan yang penting karena mudah diberi makan dan mereka memakan larva nyamuk yang berkembang biak di kolam ikan.
Pakan: Ikan nila memakan plankton, tanaman air, dan serangga. Ikan ini akan
   tumbuh dengan baik dalam kolam alami yang sehat dan tersedianya semua pakan
  yang dibutuhkan. Dengan pakan tambahan seperti katul, jagung giling, ketela pohon
  dan sebagainya, mereka akan tumbuh jauh lebih cepat, dan cepat berkembang biak.
Pertumbuhan: Ikan jenis ini bisa tumbuh hingga mencapai berat 200 gram dalam
  waktu 6 bulan dengan pasokan pakan yang baik.
Pembiakan: Kematangan seksualnya tercapai setelah umur 6 bulan dan mereka
  bisa berkembang biak 6-8 kali dalam setahun. Mereka akan berkembang biak secara
  alami dalam kolam yang sehat, pada daerah-daerah kolam yang dangkal atau
  pinggiran. Pindahkan segera anak-anak ikan kecil setelah muncul ke permukaan
  kolam dan pelihara terpisah dengan menggunakan jaring pembatas atau kurungan.
  Ini akan memudahkan penjualan ikan yang masih muda, serta mengurangi masalah
   jumlah yang berlebihan.
Jumlah ikan: Idealnya berjumlah 3 ekor per 1 m2 luas kolam. Karena ikan jenis ini
  berkembang biak begitu sering, persoalan jumlah akan muncul. Terlalu banyak ikan
  akan menyebabkan kekerdilan pada pertumbuhan ikan. Masalah ini bisa diatasi
  dengan memindahkan ikan-ikan kecil setelah mereka muncul di permukaan kolam
  atau menambahkan beberapa ikan lele pada kolam ketika ikan nila akan berkembang
  biak. Ikan lele akan memakan ikan nila yang masih kecil dan menjaga jumlahnya
  tetap sedikit.
3. Ikan Lele
Ikan lele rasanya lezat dan tahan penyakit.
Pakan: Jenis ikan lele yang umum dibudidayakan adalah jenis omnivora. Hampir
  semua pakan untuk ikan lele ini tersedia secara alami dalam kolam yang sehat.
  Pakan tambahan bisa diberikan, seperti daging atau sisa makanan.
Pertumbuhan: Ikan lele dapat dikonsumsi antara umur 6-18 bulan.
Pembiakan: Ikan lele akan membawa telur-telurnya dalam mulut hingga menetas.
  Mereka bisa menghasilkan banyak anak apabila telur menetas. Namun, ikan lele ini
  sulit berkembang biak sehingga untuk menambah jumlahnya bisa   
  mengumpulkannya dari sungai atau sawah.
Jumlah ikan: Mereka bisa dipelihara dengan kisaran jumlah 1-2 ekor per 1 m2
kolam. Jika Anda ingin memelihara lebih banyak maka harus menyediakan pakan
tambahan.
4. Ikan Gurami
Ikan gurami lebih menyukai kolam dengan banyak tanaman airnya. Oleh karenanya, sangat baik dibudidayakan bersama dengan sayuran air atau produksi padi.
Pakan: Ikan gurami bersifat omnivora dan akan memakan tanaman air, serangga,
  plankton, dan buah-buahan.
Pertumbuhan: Mereka bisa tumbuh hingga 80-120 gram dalam 6 bulan.
Pembiakan: Ikan ini akan berkembang secara alami, tetapi tingkat anakan ikan
  yang bisa bertahan hidup sangat rendah.
Jumlah ikan: Tingkat kepadatan pemeliharaan ikan jenis ini adalah antara 5-10
  ekor per 1 m2 luas kolam jika cukup tersedia pakan.
5. Ikan Mujair
Ikan Mujair memiliki prilaku yang sama dengan ikan mas.
Pakan: Gunakan pakan yang sama seperti pada ikan mas.
Pertumbuhan: Ikan jenis ini akan mencapai ukuran yang baik dikonsumsi pada
   umur 4-6 bulan.
Pembiakan: Ikan Mujair akan berkembang biak dengan mudah, dan dapat
   berkembang biak 2-3 kali setahun.
Jumlah ikan: Ikan jenis ini lebih kecil daripada ikan mas sehingga jumlahnya bisa
   sedikit lebih banyak, sekitar 2-4 ikan per 1 m2 luas kolam, atau 200-400 ekor per
   100 m2.

6. Udang Air Tawar
Udang air tawar hidup secara alami pada sungai dan kolam di banyak daerah. Mereka sangat sulit dibudidayakan dari telur atau anakannya. Oleh karenanya, apabila Anda mencarinya dari sungai, tangkaplah udang yang masih kecil dan pindahkan ke dalam kolam. Waktu yang terbaik adalah ketika udang-udang kecil ini telah melepas kulit pertamanya dan baru saja mulai berganti dengan kulit dewasanya. Sebelum saat ini, mereka membutuhkan perhatian khusus, kondisi suhu air yang berbeda, dan pakan yang berbeda. Manfaat membudidayakan udang dalam kolam adalah mereka akan tumbuh lebih cepat dan lebih besar daripada yang hidup di alam bebas. Mereka juga bisa hidup dalam kolam yang kecil. Udang menyukai kolam yang banyak pasokan air segarnya, atau airnya mengalir.
7. Belut
Belut hidup di sungai-sungai dan areal persawahan. Mereka dapat menimbulkan masalah terhadap jumlah ikan lainnya karena belut suka memakan anak-anak ikan. Namun, jika belut dipelihara dalam jumlah kecil ketika ikan-ikan lainnya sudah cukup besar, mereka bisa dikombinasikan. Hanya petani ikan yang berpengalaman yang dapat mencobanya. Selain itu, karena belut merupakan hewan carnivora, pakannya bisa sangat mahal. Contoh berikut ini merupakan sebuah metode sederhana untuk membudidayakan belut. Metode ini berlaku untuk kolam dengan ukuran sekitar 15 m2 (3 m x 5 m). Pertama, berikan lapisan lumpur dan kotoran hewan pada dasar kolam. Kemudian tambahkan potongan-potongan batang pisang, lalu lapisi lagi dengan dedaunan dan rerumputan. Ulangi proses ini hingga kolamnya penuh dengan tumpukan bahan-bahan tersebut. Isilah kolam itu dengan air, dan tunggu hingga bahan-bahan tersebut menjadi busuk, sekitar 1-2 bulan. Setelah ini, belut bisa dimasukkan ke dalam kolam dengan jumlah sekitar 100-150 ekor. Bahan-bahan yang membusuk akan memberikan pakan dan habitat bagi serangga dan binatang-binatang air kecil, yang kemudian akan menjadi pakan bagi belut. Pakan tambahan dapat diberikan untuk meningkatkan produksi belut, misalnya jeroan hewan, darah, tulang, kulit, sampah dapur, katak, bangkai tikus, rayap, dan lain-lain.

Pembiakan Ikan
Teknik yang tepat untuk pembiakan ikan air tawar sangat bersifat teknis dan sering kali sulit. Beberapa jenis ikan, seperti ikan nila, akan berkembang biak secara alami, tetapi jenis ikan lainnya memerlukan teknik, kondisi, dan peralatan khusus. Metode yang diperlukan untuk
pembiakan ikan akan terlalu panjang untuk dimasukkan dalam buku panduan ini. Namun, bagi mereka yang ingin dan tertarik bisa mencari informasi yang lebih lengkap.
Manfaat pembiakan ikan, antara lain:
• Memberikan pasokan anakan ikan yang terus-menerus.
• Meningkatkan produksi dan kualitas.
• Menghasilkan anakan ikan untuk dijual.

Produksi Tanaman Air
Ada berbagai jenis tanaman air yang dapat ditanam sebagai makanan atau diperdagangkan. Talas,kangkung, teratai, selada air, dan garut adalah bagian dari tanaman air  yang umum dibudidayakan. Daun, akar dan biji teratai yang masih muda dapat dikonsumsi dan rasanya enak. Pertumbuhantanaman akan lebih cepat jika Anda menambahkan sedikit pupuk kandang pada kolam. Semua tanaman air memerlukan tambahan air segar terus-menerus untuk dapat tumbuh dengan baik. Ikan dan tanaman air yang menghasilkan makanan dapat dengan mudah dibudidayakan bersama. Tanaman dan ikan akan saling membantu karena kotoran ikan akan menjadi makanan tanaman dan tanaman memberikan dedaunan busuk dan habitat bagi ikan.
Pakan Ikan
Ikan jenis herbivora dan omnivora adalah ikan mas, nila, gurami, mujair, dan lele. Untuk menyediakan pakan yang terus-menerus bagi ikan dan untuk menjaga lingkungan kolam tetap sehat, teruslah menambah pupuk kandang dan dedaunan pada kolam. Satu minggu setelah ikan dimasukkan ke dalam kolam, mulailah menambah pupuk kandang. Tambahkan 30-40 kg pupuk kandang per 100m2 luasan kolam sekali seminggu, atau 8-10 kg per 25 m2. Untuk kolam ikan yang sudah lama yang telah berwarna hijau muda, jumlahnya bisa dikurangi hingga 20 kg pupuk kandang per 100 m2 luasan kolam seminggu sekali. Penambahan pupuk kandang harus berdasarkan warna air kolam. Warna air kolam sangat penting karena menunjukkan seberapa banyak pakan ikan yang tersedia dalam kolam. Cara menguji yang baik adalah dengan memasukkan tangan Anda pada kolam hingga kedalaman 10-20 cm. Jika Anda masih bisa melihat tangan Anda, airnya masih terlalu jernih. Tanda lain dari terlalu banyaknya pupuk adalah jika ikannya selalu berada di permukaan hingga sore hari dan bertingkah tidak wajar. Juga, jika ikannya tidak berpindah jika ditakut-takuti. Jika hal ini terjadi, hentikan penambahan pupuk kandang, lalu tambahkan air. Sesekali tambahkan dedaunan dan buah-buahan busuk dalam jumlah sedikit. Jika ada tanaman air yang sedang tumbuh, Anda tak perlu lagi menambahkan dedaunan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi warna air mencakup:
• Terlalu banyak sinar matahari akan membuat warna air menjadi terlalu gelap.
• Terlalu banyak naungan akan membuat warna air menjadi terlalu terang.
• Tidak cukup air segar akan membuat air berwarna terlalu gelap.
Pakan Tambahan
Pakan tambahan akan membantu ikan tumbuh dengan lebih cepat dan akan memungkinkan Anda untuk menambah jumlah ikan ke dalam kolam. Untuk memberikan manfaat maksimum, pakan ikan harus mengandung protein, lemak, karbohidrat, energi, mineral dan vitamin. Berilah pakan dua kali sehari dan pada saat yang sama setiap harinya. Tingkatkan jumlah pakan sejalan dengan pertumbuhan ikan. Jumlah yang baik akan habis dimakan dalam waktu 10 menit. Kurang dari itu, tambahkan sedikit lagi. Jika lebih dari sekitar 10% tidak habis dimakan, kurangi jumlahnya. Terlalu banyak pakan akan menyebabkan masalah dengan menurunnya jumlah oksigen dalam kolam dan cepat mendangkalkan kolam.
Pakan Tambahan untuk Ikan Omnivora & Herbivora
Pakan-pakan tambahan yang alami, yang bisa dihasilkan sendiri, dapat berupa:
• Biji-bijian, mengandung protein, karbohidrat dan lemak, misalnya pecahan beras,
   katul, jagung giling, pelet.
• Legum, daun dan bijinya mengandung banyak protein dan mineral, misalnya buncis,
   kelor, kacang-kacangan. Biji legum sebaiknya dimasak sebelum diberikan pada  
   ikan.
• Buah-buahan dan daun-daunan, mengandung berbagai vitamin, mineral,
   karbohidrat, dan protein dalam jumlah kecil.
• Umbi-umbian, mengandung karbohidrat dan energi, misalnya ketela pohon, talas,
   ubi jalar, kentang. Umbi sebaiknya dimasak sebelum diberikan pada ikan, dan
   hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
• Daging dan sisa-sisa hewan, mengandung protein, mineral, vitamin dan lain-lain,
   misalnya jeroan (isi perut hewan), darah, tulang, sayap, sampah dapur, katak, tikus,
   rayap. Sebaiknya dimasak terlebih dahulu untuk mengurangi kemungkinan penyakit
   dan cacing yang merugikan, kecuali bangkai tikus, katak atau rayap.
• Biji-bijian yang mengandung minyak, mengandung protein, minyak dan sedikit
  karbohidrat, misalnya kedelai, biji bunga matahari, biji kapuk, kemiri, kelapa,
  kacang tanah.
• Sisa dapur, yang mengandung semua unsur di atas merupakan sumber pakan yang
  baik bagi  ikan. Ikan mas, nila, mujair, dan gurami hanya sedikit memerlukan
  daging atau bahkan tidak   sama sekali. Ikan lele akan tumbuh lebih baik jika
  diberikan daging sebagai pakan  tambahannya.


Pakan Tambahan untuk Ikan Karnivora
Belut bersifat karnivora, ikan lele bersifat omnivora namun memakan lebih banyak daging daripada ikan jenis omnivora lainnya. Mereka akan memakan ikan-ikan kecil, katak, cacing, serangga, udang, keong dan hewan air lainnya. Daging atau sisa-sisa hewan yang sama seperti pakan untuk hewan omnivora, dianjurkan untuk jenis ikan karnivora ini.

Penyakit dan Hama Ikan
Penyakit
Penyakit yang umum dialami ikan adalah parasit dan cacing. Beberapa
gejalanya adalah:
• Ikan selalu berusaha untuk menggaruk/menggesek-gesekkan badannya sendiri pada
   bebatuan dan bergerak dengan lambat.
• Tubuhnya membengkak, terlihat gemuk (mereka sebenarnya kurus namun perutnya
   penuh cacing). Untuk mengatasinya, bisa dengan menggunakan garam, disamping
  garam juga membantu membersihkan insang dan mengobati borok karena bakteri.
  Jika hanya sedikit ikan yang sakit, obati mereka dengan garam dan air di ember.
   Selalu gunakan air dari kolam, dan gunakan garam dapur. Caranya:
1. Larutkan garam dalam air, jumlah garam yang digunakan 25 g per liter air untuk
    pengobatan selama 30 detik, atau 10g per liter air untuk pengobatan selama 30-60    
    menit.
2. Aduk air untuk menambah oksigen.
3. Masukkan ikan ke dalam ember. Awasi ikan itu dengan hati-hati, jika mereka
    menunjukkan tanda-tanda stres segera pindahkan ke air segar.
4. Ulangi 2 kali berturut-turut, setelah itu ikan bisa dimasukkan kembali ke dalam
    kolam.


Hama
Hama ikan yang utama adalah burung dan manusia. Ular dan kepiting, terkadang bisa menimbulkan masalah kecil. Hama ini akan selalu ada di sekitar kolam. Dengan membunuh salah satu hama tersebut, akan merusak bagian dari ekosistem yang sehat karena hamahama tersebut memiliki fungsi yang penting dalam ekosistem seluruh kebun, misalnya burung akan memakan hama serangga pada tanaman. Cara yang paling baik untuk menanggulangi hama pada kolam adalah dengan mencegah masalah, dan pikirkan selalu cara-cara yang meminimalkan kerugian dan kerusakan ekosistem.
Cara mencegah serangan hama burung:
• Berikan tempat perlindungan ikan dalam air, misalnya bebatuan, tanaman air, ban
  dan kaleng  bekas.
Tutupi permukaan kolam dengan daun kelapa atau palem untuk mencegah burung
  masuk ke  dalam kolam.
• Sediakan bagian kolam yang dalam sehingga ikan bisa melarikan diri. Cara
   mencegah serangan hama manusia, hanyalah dengan mengurangi kecemburuan dan
   meningkatkan kerjasama dalam  kelompok dan masyarakat.
Oksigen
Oksigen mutlak dibutuhkan untuk kesehatan kolam dan terdapat dalam setiap tetes air. Oksigen dibutuhkan oleh seluruh mahluk hidup yang ada dalam kolam. Oksigen lebih sedikit terdapat dalam air yang hangat dan tenang. Kekurangan oksigen dapat disebabkan oleh:
• Jumlah ikan yang terlalu banyak.
• Kurangnya air segar.
• Pemberian pakan yang terlalu banyak.
• Pemberian pupuk yang terlalu banyak.
• Tidak cukup sinar matahari, yang disebabkan oleh terlalu banyak naungan dan
   tanaman air.
Oksigen dapat diganti dan ditingkatkan jumlahnya dengan cara:
• Mengalirkan air ke dalam kolam. Jika tersedia pasokan yang terus-menerus, hanya
   diperlukan  sejumlah kecil air yang dialirkan ke kolam.
Tambahkan air segar secara teratur, setiap beberapa hari sekali, khususnya untuk
   kolam-kolam yang kecil.
• Menambah kedalaman. Kolam yang dalam akan selalu lebih sejuk dibandingkan
   kolam yang dangkal. Air yang dingin akan menahan lebih banyak oksigen daripada
   air yang hangat.
• Menggerakkan air. Air yang bergerak akan menempatkan kembali oksigen ke dalam
   air. Gerakkanlah air sesering mungkin, dengan cara memanfaatkan angin,
   menggunakan pompa air,  menggunakan kincir air, atau mengaduk air secara
   sederhana.
Pembersihan Kolam
Saat yang baik untuk membersihkan kolam adalah setelah memanen ikan. Jika masih ada ikan yang dipelihara, pindahkan ikan-ikan itu ke wadah lain dan kembalikan ke kolam setelah selesai dibersihkan. Biarkan suatu lapisan tanah atau pupuk yang sangat tipis pada dasar
kolam sehingga bakteri yang baik masih tetap ada. Jangan lupa untuk memanfaatkan tanah dasar kolam yang subur ke lahan kebun Anda.
Potensi Masalah
Polusi
Polusi dapat menyebabkan persoalan besar pada kolam. Polusi bisa berasal dari bahan kimia, minyak, oli, dan bahkan air sabun. Air dapur dan cucian yang mengandung bahan-bahan deterjen tidak boleh langsung dialirkan ke dalam kolam. Air ini harus dibersihkan terlebih dahulu dengan mengalirkannya ke kolam terpisah yang berfungsi sebagai penyaring air, setelah itu baru bisa dialirkan ke kolam ikan. Tanamlah tanaman air, seperti alang-alang air, teratai, dan eceng gondok, di dalam kolam penyaring air. Jangan gunakan tanaman yang dikonsumsi sebagai makanan. Tanaman air ini, selain berfungsi sebagai penyaring air, juga dapat dimanfaatkan sebagai mulsa. (Untuk informasi lebih lanjut tentang cara membersihkan air, bacalah Modul 3 – Penyediaan Perumahan dan  Pengairan). Pestisida dan herbisida juga berbahaya. Untuk mengurangi kemungkinan polusi, jangan gunakan pestisida dan herbisida pada lahan di atas kolam karena resapannya bisa memasuki kolam. Polusi dalam air dapat berasal dari sumber polusi yang jauh jaraknya, khususnya jika Anda menggunakan aliran air sungai. Lakukanlah kerjasama dalam masyarakat untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia yang bisa masuk ke dalam air. Kerjasama ini akan memberikan manfaat bagi semua.

Pemberian Pakan Berlebihan
Pemberian pakan yang berlebihan akan menimbulkan masalah dengan menurunnya kualitas air dan jumlah oksigen dalam air. Makanan yang menumpuk pada bagian dasar kolam, juga akan mendangkalkan kolam dengan cepat. Jika masalah ini terjadi, solusi daruratnya adalah dengan mengganti air kolam.
Nyamuk
Nyamuk bisa membawa penyakit-penyakit berbahaya, seperti malaria dan
demam berdarah. Nyamuk akan menempatkan telur dan jentik-jentiknya di dalam kolam dan tinggal di situ hingga siap terbang. Beberapa jenis ikan, seperti ikan nila,akan memakan telur dan jentik nyamuk, demikian pula katak. Daun nimba dapat ditambahkan ke dalam kolam untuk mengatasi masalah nyamuk. Tambahkan daun nimba pada kolam secara teratur, atau semprotkan campuran 3-4ml minyak nimba dengan 1 liter air, ke permukaan kolam. Nimba akan menghentikan perkembangbiakan nyamuk tanpa membahayakan ikan. Hati-hati menggunakan pestisida alami lainnya karena bisa saja berbahaya bagi ikan.


Kolam Ikan Lainnya
Kolam Ikan Musim Hujan
Apabila persediaan air terbatas atau tidak ada air sama sekali di musim kemarau, kolam dapat dibuat pada musim hujan saja. Parit, sengkedan, dan irigasi yang baik dapat digunakan untuk meningkatkan pasokan air. Perangkap tanah untuk menyaring air dapat dibuat apabila menggunakan sengkedan atau parit, atau jika airnya berasal dari sungai. Jumlah oksigen dalam air akan berkurang jika pasokan airnya tidak teratur.
Kolam Ikan Air Asin
Untuk daerah pinggir pantai, Anda dapat membuat kolam air asin. Kolam dibuat dengan hanya menggali lubang di dekat pantai yang kemudian akan terisi air asin secara alami.

Daerah yang dipakai sebaiknya tidak terlalu tinggi dari permukaan laut karena jika terlalu tinggi akan susah mencapai air. Daerah yang cocok adalah daerah tumbuh tanaman air (daerah rawa). Dengan membuat kolam ikan, Anda akan menciptakan suatu daerah lahan yang produktif pada lahan yang tidak dapat digunakan untuk apapun. Namun, berhati-hatilah untuk tidak mengubah terlalu banyak lingkungan alaminya atau merusak daerah sekitarnya karena daerah ini sangat penting untuk menjaga kesehatan pantai dan laut. Ciptakan suatu daerah sealami mungkin dengan memanfaatkan tanaman setempat yang sudah ada. Ikan yang umum dibudidayakan untuk kolam air asin adalah ikan bandeng.
Konstruksi dan pemeliharaan kolam air asin:
• Gunakan cara yang sama untuk ukuran dan bentuk kolam seperti pada kolam ikan
  air tawar.
• Permukaan air kolam akan naik atau turun mengikuti pasang-surutnya permukaan
  air laut sehingga harus dibuat cukup dalam agar kolam masih tetap mempunyai air  
  yang cukup ketika  air laut mencapai puncak surutnya.
• Batu dan tanaman sepanjang tepi kolam penting untuk melindungi kolam dan
  mencegah erosi, khususnya apabila tanahnya sangat berpasir.
• Hama yang paling mengganggu adalah burung, misalnya burung camar, sehingga   
  perlindungan  bagi ikan yang dibuat di dalam kolam sangat penting.
• Naungan sangat dibutuhkan untuk menjaga air tetap sejuk. Tanaman air juga   
  membantu menyediakan pakan bagi ikan.
• Pertimbangan khusus harus diberikan bagi areal di mana buaya bisa muncul. Pagar   
  yang kua tharus dibangun sekeliling kolam untuk melindungi ikan (dan Anda!) dari  
  serangan buaya.